filsafat dalam ranah agama
Kata filsafat
dikalangan umat islam diartikan dengan makna hikmah, ini terbukti dari
banyaknya pengarang Arab menempatkan kalimat hikmah ditempat kalimat filsafat.
Dan menempatkan kalimat hakim ditempat kalimat filosof. Namun demikian, mereka
menempatkan kata hikmah itu berada diatas kata filsafat. Sehingga ibnu Sina
misalnya, menyebutkan bahwa hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia
dengan dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik
yang bersifat teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia.
Filsafat islam
cangkupannya sangat luas, bukan hanya masalah alam semesta dan seisinya saja,
tetapi juga berkaitan dengan masalah-masalah ketuhanan dan kenabian. Filsafat
islam juga membahas yang sudah pernah dibahas filsafat yunani dan lainnya dan
bahkan membahas masalah yang belum pernah dibahas filsafat sebelumnya seperti
filsafat kenabian dan masalah ruh yang sangat kompleks itu. Dan yang paling
spesifik, sekaligus merupakan kelebihan dari filsafat lainnya adalah filsafat
islam terdapat pemanduan antara agama dan filsafat, antara akidah dan hikmah,
antara wahyu dan ajkal, yang dalam filsafat Yunani dan lainnya tidak ditemukan.
Filsafat Islam
juga bisa diartikan sebagai filsafat yang dikembangkan oleh orang-orang islam
(muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana asalnya, dan kemana
akhirnya, serta cara-cara mendapatkan hakikat pengetahuan yang benar dan
menetapkan ukuran benar dan slah, baik dan buruk, serta teori kebahagiaan.
Dalam hal ini, masalah ketuhanan, mereka telah mengemukakan pembahasan bukan
saja sekadar adanya Allah, tetapi berkaitan dengan sifat-sifat dan keesaannya,
serta qadha dan qadar yang tidak ada dalam filsafat Yunani. Tokoh-tokoh filosof
Islam yang terkenal adalah antara lain Al-Ghazali (1059-1111) ia dikenal
sebagai filosof pertama yang berhasil mengekonsilasikan anatara rasionalisme,
ritualisme, dogmatisme, mistinisme.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda