Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis
Pola perkembangan
setiap individu berbeda, banyak dan luasnya perkembangan dalam setiap fase-fase
yang dilalui juga berbeda, seperti halnya pola perkembangan jasmaniah dan pola
perkembangan rohaniah yang tidak sama cepat, bisa saja pola perkembangan
jasmaniah cepat, namun belum tentu dari segi rohaniahnya berkembang cepat pula,
akan tetapi bisa saja berkembang sangat lambat.
Dengan demikian, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan psikologis akan penulis jelaskan menurut para ahli
dilihat dari segi sudut pandang dan eksistensi siswa yang tidak sama. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis adalah sebagai berikut
:
1) Faktor Nativisme
Aliran atau teori nativisme dengan tokoh
utamanya schopenhover dan tokoh lainnya yang masih termasuk aliran ini adalah
Plato, Descartes, Lombroso. Menurut pendapat aliran ini secara ekstrim
menyatakan bahwa “perkembangan manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor
pembawaan atau faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.”
Sejak
terjadinya konsepsi yakni proses pembuahan sel telur oleh sel jantan, anak
memperoleh warisan-warisan pembawaan dari kedua orang tuanya yang merupakan
potensi tertentu.
Dari
beberapa pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa aliran nativisme
menyatakan baik buruknya, berhasil atau tidaknya perkembangan individu
sepenuhnya bergantung pada pembawaan individu yang dibawanya sejak lahir.
Para
hali dalam teori ini mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukan berbagai
kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya. Kemiripan atau
kesamaan antara orang tua dengan anak-anaknya memang benar banyak terjadi, akan
tetapi yang perlu diragukan apakah benar kesamaan atau kemiripan yang ada pada
orang tua dan anak-nakanya itu benar semata-mata berdasarkan pembawaan yang
dibawa sejak lahir ? atau mungkin juga terjadi karena dorongan rangsangan atau
pengaruh dan fasilitas di luar faktor pembawaan ?. Bagi kaum nativisme akan
tetap pada pendiriannya, karena menurut mereka perkembangan hanyalah mewujudkan
unsur pembawaan semata-mata.
Dengan
demikian, faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini tidak bisa
berbuat apa-apa dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam ilmu
pendidikan aliran ini dikenal sebagai aliran “Pedagogik Pessimisme” yaitu
pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak kearah kedewasaan yang
dikehendaki oleh pendidikan.
2) Faktor Empirisme
Paham empirisme ini tokoh utamanya ialah Jhon
Locke, “teori ini secara ekstrim menekankan kepada pengaruh lingkungan, teori
ini berpendapat bahwa lingkunganlah yang menjadi penentu perkembangan
seseorang, baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan
oleh lingkungan atau pndidikan.”] (1995:36)
Dari
pendapat di atas dapat difahami bahwa teori ini menomor satukan pengaruh
lingkungan atau pendidikan dalam perkembangan manusia. Jadi, teori ini menganggap faktor pembawaan tidak
berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia. Menurut pendapat kaum
empiris, lingkunganlah yang maha kuasa dalam menentukan perkembangan
pribadi seseorang. Oleh karena itu dalam ilmu pendidikan teori ini disebut
dengan aliran pendidikan “Pedagogik Optimisme” artinya pendidikan maha kuasa
untuk membentuk atau mengembangkan kepribadian seseorang.
Pendidikan
merupakan sarana untuk individu melakukan proses belajar, dari proses belajar
tersebut manusia akan mengalami perubahan-perubahan (perkembangan) baik jasmani
maupun rohaninya, yang dalam ilmu pendidikan perkembangan tersebut mencakup
ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik.
Permasalahannya
apakah benar lingkungan atau pendidikan menjadi penentu bagi perkembangan
seseorang, hal ini sangat ironis sekali karena ada orang yang memiliki
lingkungan atau pendidikan yang baik bahkan ia disebut seorang yang terpelajar,
fasilitas yang mencukupi tetapi ia tidakk mampu mengalami perkembangan yang
baik dan tidak mencerminkan sikap dan perbuatan sebagai orang yang terpelajar,
bahkan sebaliknya ada orang yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki
fasilitas lengkap dan bisa disebut miskin ia mampu mengalami perkembangan yang
baik dan memiliki akhlak karimah.
Dari
analisa di atas, penulis berkesimpulan bahwa aliran empirisme adalah aliran
yang mengungkapkan bahwa lingkungnan adalah faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan psikologi dan kepribadian seseorang.
3)
Faktor Konvergensi
Teori konvergensi yaitu teori yang menjebatani
atau menangani kedua teori atau faham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu
teori nativisme dan teori empirisme.
Dari pengertian di atas dapa difahami bahwa
teori konvergensi adalah teori yang mengambil jalan tengah, artinya baik faktor
pembawaan atau lingkungan (pendidikan) sama-sama berperan penting dalam proses
perkembangan manusia.
Sesuai
dengan namanya konvergensi yang artinya perpaduan, maka berarti teori ini tidak
memihak pada salah satu teori yang mempengaruhi perkembangan seseorang, bahkan
memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses
perkembangan, menurut teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur lingkungan
sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan
seseorang. Misalnya seseorang yang berbakat musik tidak akan berkembang menjadi
seorang ahli musik apabila tidak ditunjang oleh lingkungan atau pendidikan yang
memadai.
Teori
konvergensi inilah yang hingga sekarang masih teruji dan dapat dipertahankan
kebenaran dan pendapatnya melalui penelitian psikologi perkembangan, sehingga
teori ini statusnya meningkat menjadi hukum perkembangan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda