Rabu, 21 Desember 2016

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis
   Pola perkembangan setiap individu berbeda, banyak dan luasnya perkembangan dalam setiap fase-fase yang dilalui juga berbeda, seperti halnya pola perkembangan jasmaniah dan pola perkembangan rohaniah yang tidak sama cepat, bisa saja pola perkembangan jasmaniah cepat, namun belum tentu dari segi rohaniahnya berkembang cepat pula, akan tetapi bisa saja berkembang sangat lambat.

Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis akan penulis jelaskan menurut para ahli dilihat dari segi sudut pandang dan eksistensi siswa yang tidak sama. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis adalah sebagai berikut :

1) Faktor Nativisme
Aliran atau teori nativisme dengan tokoh utamanya schopenhover dan tokoh lainnya yang masih termasuk aliran ini adalah Plato, Descartes, Lombroso. Menurut pendapat aliran ini secara ekstrim menyatakan bahwa “perkembangan manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor pembawaan atau faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.”

Sejak terjadinya konsepsi yakni proses pembuahan sel telur oleh sel jantan, anak memperoleh warisan-warisan pembawaan dari kedua orang tuanya yang merupakan potensi tertentu.

Dari beberapa pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa aliran nativisme menyatakan baik buruknya, berhasil atau tidaknya perkembangan individu sepenuhnya bergantung pada pembawaan individu yang dibawanya sejak lahir.

Para hali dalam teori ini mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya. Kemiripan atau kesamaan antara orang tua dengan anak-anaknya memang benar banyak terjadi, akan tetapi yang perlu diragukan apakah benar kesamaan atau kemiripan yang ada pada orang tua dan anak-nakanya itu benar semata-mata berdasarkan pembawaan yang dibawa sejak lahir ? atau mungkin juga terjadi karena dorongan rangsangan atau pengaruh dan fasilitas di luar faktor pembawaan ?. Bagi kaum nativisme akan tetap pada pendiriannya, karena menurut mereka perkembangan hanyalah mewujudkan unsur pembawaan semata-mata.

Dengan demikian, faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini tidak bisa berbuat apa-apa dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam ilmu pendidikan aliran ini dikenal sebagai aliran “Pedagogik Pessimisme” yaitu pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak kearah kedewasaan yang dikehendaki oleh pendidikan.

2) Faktor Empirisme
Paham empirisme ini tokoh utamanya ialah Jhon Locke, “teori ini secara ekstrim menekankan kepada pengaruh lingkungan, teori ini berpendapat bahwa lingkunganlah yang menjadi penentu perkembangan seseorang, baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan atau pndidikan.”] (1995:36)

Dari pendapat di atas dapat difahami bahwa teori ini menomor satukan pengaruh lingkungan atau pendidikan dalam perkembangan manusia. Jadi, teori ini menganggap faktor pembawaan tidak berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia. Menurut pendapat kaum empiris, lingkunganlah yang maha kuasa dalam menentukan perkembangan  pribadi seseorang. Oleh karena itu dalam ilmu pendidikan teori ini disebut dengan aliran pendidikan “Pedagogik Optimisme” artinya pendidikan maha kuasa untuk membentuk atau mengembangkan kepribadian seseorang.

Pendidikan merupakan sarana untuk individu melakukan proses belajar, dari proses belajar tersebut manusia akan mengalami perubahan-perubahan (perkembangan) baik jasmani maupun rohaninya, yang dalam ilmu pendidikan perkembangan tersebut mencakup ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik.

Permasalahannya apakah benar lingkungan atau pendidikan menjadi penentu bagi perkembangan seseorang, hal ini sangat ironis sekali karena ada orang yang memiliki lingkungan atau pendidikan yang baik bahkan ia disebut seorang yang terpelajar, fasilitas yang mencukupi tetapi ia tidakk mampu mengalami perkembangan yang baik dan tidak mencerminkan sikap dan perbuatan sebagai orang yang terpelajar, bahkan sebaliknya ada orang yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki fasilitas lengkap dan bisa disebut miskin ia mampu mengalami perkembangan yang baik dan memiliki akhlak karimah.

Dari analisa di atas, penulis berkesimpulan bahwa aliran empirisme adalah aliran yang mengungkapkan bahwa lingkungnan adalah faktor utama yang mempengaruhi perkembangan psikologi dan kepribadian seseorang.

3) Faktor Konvergensi
Teori konvergensi yaitu teori yang menjebatani atau menangani kedua teori atau faham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu teori nativisme dan teori empirisme.
Dari pengertian di atas dapa difahami bahwa teori konvergensi adalah teori yang mengambil jalan tengah, artinya baik faktor pembawaan atau lingkungan (pendidikan) sama-sama berperan penting dalam proses perkembangan manusia.
Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya perpaduan, maka berarti teori ini tidak memihak pada salah satu teori yang mempengaruhi perkembangan seseorang, bahkan memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses perkembangan, menurut teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur lingkungan sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan seseorang. Misalnya seseorang yang berbakat musik tidak akan berkembang menjadi seorang ahli musik apabila tidak ditunjang oleh lingkungan atau pendidikan yang memadai.

Teori konvergensi inilah yang hingga sekarang masih teruji dan dapat dipertahankan kebenaran dan pendapatnya melalui penelitian psikologi perkembangan, sehingga teori ini statusnya meningkat menjadi hukum perkembangan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda