pendekatan-pendekatan perkembangan kurikulum
1.
Pendekatan bidang studi
Pendekatan ini menggunakan bidang
studi atau matapelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum,misalnya
matematika,sains,sejarah,geografi,atau IPA,IPS,dan sebagainya.
2.
Pendekatan interdisipliner
Dalam pelajaran telah dilibatkan
berbagai disiplin ilmu seperti geografi (lokasi rumah),ekonomi (biaya rumah
tangga),matematika (pengeluaran setiap pagi untuk membeli sayur,dan
sebagainya).
3.
Pendekatan rekonstruksionisme
Pendekatan ini disebut juga
rekonstruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting
yang dihadapi dalam masyarakat,seperti polusi,ledakan
penduduk,kemiskinan,malapetaka akibat kemajuan teknologi,perang dan
damai,keadilan sosial,hak asasi manusia,dan lain-lain.
Peranan guru ialah sebagai orang
yang menganjurkan perubahan (agent of change) mendorong siswa menjadi
partisipan aktif dalam proses perbaikan masyarakat.
4.
Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada
siswa, jadi “student-center”. Dan
mengutakan perkembangan afektif siswa sebagai persyaratan dan sebagai bagian
integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik yakin,bahwa
kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam
kurikulum,agar belajar itu memberi hasil maksimal.Pendekatan
pembelajaran humanistik memandang manusia sebagai subyek yang bebas merdeka
untuk menentukan arah hidupnya. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya
sendiri dan juga atas hidup orang lain. Pendekatan yang lebih tepat digunakan
dalam pembelajaran yang humanistik adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan
ekspresif. Pendekatan dialogis mengajak peserta didik untuk berpikir bersama
secara kritis dan kreatif. Pendidik tidak bertindak sebagai guru melainkan
fasilitator dan partner dialog; pendekatan reflektif mengajak peserta didik
untuk berdialog dengan dirinya sendiri; sedangkan pendekatan ekspresif mengajak
peserta didik untuk mengekspresikan diri dengan segala potensinya (realisasi
dan aktualisasi diri). Dengan demikian pendidik tidak mengambil alih tangung
jawab, melainkan sekedar membantu dan mendampingi peserta didik dalam proses
perkembangan diri, penentuan sikap dan pemilahan nilai-nilai yang akan
diperjuangkannya.
Pendidikan
yang humanistik menekankan bahwa pendidikan pertama-tama dan yang utama adalah
bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan
antar pribadi dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini berkembang
dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi oleh cinta
kasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara optimal dan relatif
tanpa hambatan jika berada dalam suasana yang penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh pengertian (understanding heart) serta relasi
pribadi yang efektif (personal
relationship). Dalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu menerima diri
sebagaimana adanya dan kemudian mengungkapkannya secara jujur (modeling). Mendidik tidak sekedar
menransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada para peserta
didik, namun merupakan bantuan agar peserta didik dapat menumbuhkembangkan
dirinya secara optimal.
5.
Pendekatan accountability
Accountability atau pertanggungjawaban lembaga
pendidik-an tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini
tampil sebagai pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut
banyak pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan dalam
arti yang sebenarnya menjadi latihan belaka.
Accountability yang sistimatis yang pertama kalinya
diperkenalkan Frederick Taylor dalam bidang industri pada permulaan abad ini.
Pendekatannya, yang kelak dikenal sebagai “scientific management” atau
manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan
pekerja dalam waktu tertentu.
6.
Pendekatan pembangunan nasional
Pendekatan ini mengandung tiga unsur :
·
Pendidikan kewarganegaraan
Dalam masyarakat demokratis, warganegara dapat
dimasukkan dalam tiga kategori:
·
Warganegara
yang apatis
·
Warganegara
yang pasif
·
Warganegara
yang aktif
·
Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional
Tujuan
pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan. Para pengembang kurikulum bertugas untuk mendisain
program yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan diduduki.
·
Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan
sehari-hari
Keterampilan
yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat dibagi dalam beberapa
kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung
aspek pengetahuan dan sikap, yaitu:
· Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim
ekonomi suatu negara.
· Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.
· Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan
umum.
· Keterampilan sebagai warganegara yang baik
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda